Senin, 30 November 2015

Pengertian Mikrokontroler ATMEGA8535

Pengertian Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan sebuah sistem komputer yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut
single chip microcomputer. Lebih lanjut, mikrokontroler merupakan sistem komputer yang mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat spesifik, berbeda dangan PC (Personal Computer) yang memiliki beragam fungsi. Perbedaan lainnya adalah perbandingan RAM dan ROM yang sangat berbeda antara komputer dengan mikrokontroler.
Mikrokontroler adalah sebuah system microprocessor dimana didalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung dan terorganisasi (teralamati) dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai. Sehingga kita tinggal memprogram isi ROM sesuai aturan penggunaan oleh pabrik yang membuatnya menurut Winoto (2008:3).
Teknologi yang digunakan pada mikrokontroler AVR berbeda dengan mikrokontroler seri MCS-51. AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computer), sedangkan seri MCS-51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computer). Mikrokontroler AVR dapat dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dan keluarga AT89RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, kelengkapan periperal dan fungsi-fungsi tambahan yang dimiliki. Berikut ini penjelasan lebih lengkap mengenai Mikrokontroler ATMega8535:
Mikrokontroler ATMega8535
Mikrokontroler ATMega8535
A. Mikrokontroler ATMega8535
ATMega8535 adalah mikrokontroler CMOS 8 bit daya rendah berbasis arsitektur RISC. Instruksi dikerjakan pada satu siklus clock, ATMega8535 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz, hal ini membuat ATMega8535 dapat bekerja dengan kecepatan tinggi walaupun dengan penggunaan daya rendah. Mikrokontroler ATmega8535 memiliki beberapa fitur atau spesifikasi yang menjadikannya sebuah solusi pengendali yang efektif untuk berbagai keperluan. Fitur-fitur tersebut antara lain:
  1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yang terdiri atas Port A, B, C dan D
  2. ADC (Analog to Digital Converter)
  3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan perbandingan
  4. CPU yang terdiri atas 32 register
  5. Watchdog Timer dengan osilator internal
  6. SRAM sebesar 512 byte
  7. Memori Flash sebesar 8kb dengan kemampuan read while write
  8. Unit Interupsi Internal dan External
  9. Port antarmuka SPI untuk men-download program ke flash
  10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi
  11. Antarmuka komparator analog
  12. Port USART untuk komunikasi serial.
B. Konfigurasi Pin ATMega8535
Mikrokontroler AVR ATMega memiliki 40 pin dengan 32 pin diantaranya digunakan sebagai port paralel. Satu     port paralel terdiri dari 8 pin, sehingga jumlah port pada mikrokontroler adalah 4 port, yaitu port A, port B, port C dan port D. Sebagai contoh adalah port A memiliki pin antara port A.0 sampai dengan port A.7, demikian selanjutnya untuk port B, port C, port D. Diagram pin mikrokontroler dapat dilihat pada gambar berikut:

           
Diagram Pin ATMega8535
Berikut ini adalah tabel penjelasan mengenai pin yang terdapat pada mikrokontroler ATMega8535:
Tabel Penjelasan pin pada mikrokontroler ATMega8535
Vcc Tegangan suplai (5 volt)
GND Ground
RESET Input reset level rendah, pada pin ini selama lebih dari panjang pulsa minimum akan menghasilkan reset walaupun clock sedang berjalan. RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini diberi masukan low selama minimal 2 machine cycle maka sistem akan di-reset
XTAL 1 Input penguat osilator inverting dan input pada rangkaian operasi clock internal
XTAL 2 Output dari penguat osilator inverting
Avcc Pin tegangan suplai untuk port A dan ADC. Pin ini harus dihubungkan ke Vcc walaupun ADC tidak digunakan, maka pin ini harus dihubungkan ke Vcc melalui low pass filter
Aref pin referensi tegangan analog untuk ADC
AGND pin untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND, kecuali jika board memiliki analog ground yang terpisah
Berikut ini adalah penjelasan dari pin mikrokontroler ATMega8535 menurut port-nya masing-masing:
1. Port A
Pin33 sampai dengan pin 40 merupakan pin dari port A. Merupakan 8 bit directional port I/O. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port A dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port A (DDRA) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin pada port A juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel:
Tabel Penjelasan pin pada port A
Pin
Keterangan
PA.7 ADC7 (ADC Input Channel 7)
PA.6 ADC6 (ADC Input Channel 6)
PA.5 ADC7 (ADC Input Channel 5)
PA.5 ADC4 (ADC Input Channel 4)
PA.3 ADC3 (ADC Input Channel 3)
PA.2 ADC2 (ADC Input Channel 2)
PA.1 ADC1 (ADC Input Channel 1)
PA.0 ADC0 (ADC Input Channel 0)
2. Port B
Pin 1 sampai dengan pin 8 merupakan pin dari port B. Merupakan 8 bit directional port I/O. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port B dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port B (DDRB) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port B digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port B juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel:
Tabel Penjelasan pin pada port B
Pin
Keterangan
PB.7 SCK (SPI Bus Serial Clock)
PB.6 VISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)
PB.5 VOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input)
PB.4 SS (SPI Slave Select Input)
PB.3 AIN1 (Analog Comparator Negative Input)OCC (Timer/Counter0 Output Compare Match Output)
PB.2 AIN0 (Analog Comparator Positive Input)INT2 (External Interrupt2 Input)
PB.1 T1 (Timer/Counter1 External Counter Input)
PB.0 T0 (Timer/Counter0 External Counter Input)XCK (JSART External Clock Input/Output)
3. Port C
Pin 22 sampai dengan pin 29 merupakan pin dari port C. Port C sendiri merupakan port input atau output. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port C dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port C (DDRC) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port C digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel II.6:
Tabel Penjelasan pin pada port C
Pin
Keterangan
PC.7 TOSC2 (Timer Oscillator Pin 2)
PC.6 TOSC1 (Timer Oscillator Pin 1)
PC.1 SDA (Two-Wire Serial Bus Data Input/Output Line)
PC.0 SCL (Two-Wire Serial Bus Clock Line)
4. Port D
Pin 14 sampai dengan pin 20 merupakan pin dari port D. Merupakan 8 bit directional port I/O. Setiap pin-nya dapat menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer port D dapat memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data     Direction Register port D (DDRD) harus di-setting terlebih dahulu sebelum port D digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port D yang disesuaikan sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga memiliki fungsi-fungsi alternatif khusus seperti yang dapat dilihat dalam tabel:
Tabel Penjelasan pin pada port D
Pin
Keterangan
PD.0 RDX (UART input line)
PD.1 TDX (UART output line)
PD.2 INT0 (external interrupt 0 input)
PD.3 INT1 (external interrupt 1 input)
PD.4 OC1B (Timer/Counter1 output compareB match output)
PD.5 OC1A (Timer/Counter1 output compareA match output)
PD.6 ICP (Timer/Counter1 input capture pin)
PD.7 OC2 (Timer/Counter2 output compare match output)
C. Diagram Blok ATMega8535
Pada diagram blok ATMega8535 digambarkan 32 general purpose Working register yang dihubungkan secara langsung dengan Arithmetic Logic Unit (ALU). Sehingga memungkinkan dua register yang berbeda dapat diakses dalam satu siklus clock.

sejarah internet

Sejarah internet. Internet merupakan suatu jaringan komputer yang sebelumnya sudah dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui suatu proyek ARPA yang disebut dengan ARPANET. ARPANET merupakan kepanjangan dari Advanced Research Project Agency Network, di mana mereka akan mendemonstrasikan bagaimana caranya suatu hardware dan software komputer yang memiliki basis UNIX dapat melakukan suatu komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon.

Proyek ARPANET merancang merancang bentuk dari suatu jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi tersebut dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang telah mereka tentukan sekaranb menjadi sebuah cikal bakal pembangunan protokol baru yang dikenal sebagai TCP/IP.

Tujuan awal proyek tersebut dibangun adalah untuk keperluan militer saja. Pada saat itu ARPANET dibuat sebagai suatu sistem jaringan komputer yang dapat tersebar dengan menghubungkan komputer yang berada pada daerah-daerah vital untuk mengatasi berbagai masalah apabila terjadi berbagai serangan seperti serangan nuklir serta untuk menghindari terjadinya informasi terpusat, apabila terjadi suatu perang pada daerah tersebut dapat mudah untuk dihancurkan.

Pada mulanya ARPANET hanya dapat menghubungkan 4 situs saja, di mana mereka membentuk satu jaringan yang terpadu pada tahun 1969 dan secara umum ARPANET telah diperkenalkan pada bulan Oktober 1972. Tidak lama kemudian proyek ARPANET tersebut berkembang sangat pesat di seluruh daerah, dan semua universitas ingin bergabung dengan ARPANET, sehingga membuat ARPANET mengalami kesulitan dalam mengaturnya.

Oleh sebab itu, ARPANET kemudian pecah manjadi dua, yaitu "MILNET" yang digunakan sebagai keperluan militer dan "ARPANET" baru yang lebih kecil yang digunakan sebagai keperluan non-militer. Gabungan kedua jaringan tersebut akhirnya mulai dikenal dengan nama DARPA Internet yang kemudian telah disederhanakan menjadi Internet.


Internet pada saat ini

Internet dijaga oleh sebuah perjanjian bilateral atau multilateral dan spesifikasi teknikal (protokol yang menerangkan tentang suatu perpindahan data antara rangkaian). Protokol-protokol tersebut dibentuk berdasarkan perbincangan dengan Internet Engineering Task Force (IETF), yang terbuka kepada umum. Badan ini mengeluarkan sebuah dokumen yang dikenali sebagai RFC atau Request for Comments. Sebagian dari data RFC tersebut dijadikan sebagai Standar Internet, oleh Badan Arsitektur Internet. Protokol-protokol Internet yang saat ini sering digunakan seperti, IP, TCP, UDP, DNS, IMAP, SMTP, HTTP, HTTPS, Telnet, FTP, LDAP, SSL, dan sebagainya.

pengertian sensor


PENGERTIAN SENSOR DAN TRANDUSER
1. Sensor adalah alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi dan sering berfungsi untuk mengukur magnitude sesuatu. Sensor adalah jenis transduser yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor biasanya dikategorikan melalui pengukur dan memegang peranan penting dalam pengendalian proses pabrikasi modern. Sensor memberikan ekivalen mata, pendengaran, hidung lidah dan menjadi otak mikroprosesor dari sistem otomatisasi industri.
A. Macam-macam Sensor
1). Sensor Proximity
Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya target jenis logam dengan tanpa adanya kontak fisik. Biasanya sensor ini tediri dari alat elektronis solid-state yang terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor proximity dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil atau lunak untuk menggerakkan suatu mekanis saklar.
2). Sensor Magnet
Sensor Magnet atau disebut juga relai buluh, adalah alat yang akan terpengaruh medan magnet dan akan memberikan perubahan kondisi pada keluaran. Seperti layaknya saklar dua kondisi (on/off) yang digerakkan oleh adanya medan magnet di sekitarnya. Biasanya sensor ini dikemas dalam bentuk kemasan yang hampa dan bebas dari debu, kelembapan, asap ataupun uap.
3. Sensor Sinar
Sensor sinar terdiri dari 3 kategori. Fotovoltaic atau sel solar adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar langsung menjadi energi listrik, dengan adanya penyinaran cahaya akan menyebabkan pergerakan elektron dan menghasilkan tegangan. Demikian pula dengan Fotokonduktif (fotoresistif) yang akan memberikan perubahan tahanan (resistansi) pada sel-selnya, semakin tinggi intensitas cahaya yang terima, maka akan semakin kecil pula nilai tahanannya. Sedangkan Fotolistrik adalah sensor yang berprinsip kerja berdasarkan pantulan karena perubahan posisi/jarak suatu sumber sinar (inframerah atau laser) ataupun target pemantulnya, yang terdiri dari pasangan sumber cahaya dan penerima.
4). Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek padat, cair, butiran maupun tekstil.
5). Sensor Tekanan
Sensor tekanan - sensor ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat, dimana mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada perubahan tahanan pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan panjang dan luas penampangnya.
6). Sensor Kecepatan (RPM)
Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari suatu motor, dimana suatu poros/object yang berputar pada suatu generator akan menghasilkan suatu tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran object. Kecepatan putar sering pula diukur dengan menggunakan sensor yang mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi.
7). Sensor Penyandi ( Encoder )
Sensor Penyandi ( Encoder ) digunakan untuk mengubah gerakan linear atau putaran menjadi sinyal digital, dimana sensor putaran memonitor gerakan putar dari suatu alat. Sensor ini biasanya terdiri dari 2 lapis jenis penyandi, yaitu; Pertama, Penyandi rotari tambahan ( yang mentransmisikan jumlah tertentu dari pulsa untuk masing-masing putaran ) yang akan membangkitkan gelombang kotak pada objek yang diputar. Kedua, Penyandi absolut ( yang memperlengkapi kode binary tertentu untuk masing-masing posisi sudut ) mempunyai cara kerja sang sama dengan perkecualian, lebih banyak atau lebih rapat pulsa gelombang kotak yang dihasilkan sehingga membentuk suatu pengkodean dalam susunan tertentu.
8). Sensor Suhu
Terdapat 4 jenis utama sensor suhu yang umum digunakan, yaitu thermocouple (T/C)- lihat gambar 1.6, resistance temperature detector (RTD), termistor dan IC sensor. Thermocouple pada intinya terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan dan dilebur bersama, dimana terdapat perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang berfungsi sebagai pembanding. Resistance Temperature Detector (RTD) memiliki prinsip dasar pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan tingkat konsisten/kestabilan yang tinggi pada pendeteksian tahanan. Platina adalah bahan yang sering digunakan karena memiliki tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas. Termistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat maka tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan perubahan tahan 5% per C sehingga mampu mendeteksi perubahan suhu yang kecil. Sedangkan IC Sensor adalah sensor suhu dengan rangkaian terpadu yang menggunakan chipsilikon untuk kelemahan penginderanya. Mempunyai konfigurasi output tegangan dan arus yang sangat linear.
2. Transduser berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah. Sehingga transduser dapat didefinisikan
sebagai suatu peranti yang dapat mengubah suatu energi ke
bentuk energi yang lain.
Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
1). Transduser pasif, yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari luar.
Contohnya adalah thermistor. Untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik yaitu tegangan listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik. Ketika hambatan thermistor berubah karena pengaruh panas, maka tegangan listrik dari thermistor juga berubah.
2). Transduser aktif, yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri.
Contohnya adalah termokopel. Ketika menerima panas, termokopel langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa membutuhkan energi dari luar.
Pemilihan suatu transduser sangat tergantung kepada kebutuhan
pemakai dan lingkungan di sekitar pemakaian. Untuk itu dalam
memilih transduser perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini:
1. Kekuatan, maksudnya ketahanan atau proteksi pada beban
lebih.
2. Linieritas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan karakteristik
masukan-keluaran yang linier.
3. Stabilitas tinggi, yaitu kesalahan pengukuran yang kecil dan
tidak begitu banyak terpengaruh oleh faktor-faktor
lingkungan.
4. Tanggapan dinamik yang baik, yaitu keluaran segera
mengikuti masukan dengan bentuk dan besar yang sama.
5. Repeatability, yaitu kemampuan untuk menghasilkan kembali
keluaran yang sama ketika digunakan untuk mengukur
besaran yang sama, dalam kondisi lingkungan yang sama.
6. Harga. Meskipun faktor ini tidak terkait dengan karakteristik
transduser sebelumnya, tetapi dalam penerapan secara nyata
seringkali menjadi kendala serius, sehingga perlu juga
dipertimbangkan.
KESIMPULAN
Sensor adalah alat untuk mendeteksi suatu perubahan yang terjadi, misalnya: perubahan suhu, perubahan temperatur, perubahan tekanan, atau perubahan
gaya menjadi sinyal-sinyal listrik yang kemudian diproses agar bisa terbaca dan dirasakan hasil/pengaruhnya oleh manusia.
Jenis – jenis sensor diantaranya :
> Sensor cahaya
> Sensor suhu
> Sensor gaya
> Sensor tekanan
Tranduser adalah alat yang dapat mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua, Transduser pasif dan Transduser aktif.

ALAT UKUR DAN PENGGUNAAN AVOMETER


www.um.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam makalahini, saya membahas tentang alat ukur dan avometer analog, alat ukur ini sekarang sudah banyak di pakai, terutama pada kelistrikan.Seorang teknisi biasanya memiliki alat ukur wajib yang mereka gunakan untuk keperluan teknis yaitu avometer. Untuk melakukan pekerjaan elektronik, seperti memperbaiki peralatan dan menguji rangkaian elektronika selalu diperlukan alat ukur, Karena dengan alat ukur dapat diketahui :
1. Besaran Arus listrik dalam satuan Ampere (A)
2. Besaran Tegangan listrik dalam satuan Volt (V)
3.Besaran Resistansi dalam satuan Ohm (Ὼ)
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus disebut Amperemeter, sedangkan alat ukur tegangan disebut Volt meter dan alat ukur resistansi disebut Ohm meter.Avometer sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat.

1.2 Rumusan Masalah
           
Avometer merupakan alat yang mempunyai tiga fungsi sekaligus oleh karena itu kita harus mengetahui bagaimana cara penggunaan alat tersebut.Dalam makalah ini akan membahas pemasalahan tentang :
            1.Apa itu avometer ?
            2.Apa saja fungsi avometer ?
            3.Jenis avometer
            4.Bagian dari avometer analog
            5.Cara mengukur menggunakan avometer analog

1.3 Tujuan
                        Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
            1.Merupakan tugas dari mata kuliah pengukuran listrik
            2.Mengetahui apa itu avometer
            3.Mengetahui fungsi dan pemakaian alat ukur dasar listrik avometer
            4.Mengetahui cara mengukur menggunakan avometer
           
1.4 Manfaat
            Manfaat dari tugas makalah yang saya buat adalah untuk memberi pangetahuan kepada para pembaca agar mengetahui avometer secaramendalam
1.5 Batasan Masalah
Dalam hal ini saya batasi permasalahan yang di bahas yaitusebatastentang alat ukur listrik yaitu avometer.
1.6 Sistematika pembahasan
Dalam pembahasan ini dimulai tentang apa itu avometer, fungsi dariavometer, kegunaan avometer, jenis-jenis avometer, cara mengukur menggunakan avometer, dan metode pengukura
avometer

























BAB II

ISI

2.1 Apa Itu Avometer
       
Avometer asal kata dari AVO dan meter. Artinya, ‘A’ ampere untuk mengukur arus listrik. ‘V’ voltase buat ukur voltase atau tegangan.‘O’ untuk mengukur ohm atau hambatan. Terakhir, yaitu meter atau satuan dari ukuran,maka itu disebut avometer.Ada empat tulisan besar bertuliskan DCV, ACV, DCma dan OHM.Pertama, DCV fungsinya untuk mengukur voltase arus searah. Contohnya, baterai atau aki. Berikutnya, ACV. Sisi yang ini, digunakan jika inginmengukur arus listrik bolak-balik.Huruf besar ketiga, OHM. Bagian ini berfungsi untuk mengukur tahanan.Terkahir, Dcma.Sisi yang ini, berfungsi untuk mengukur ampere.

2.2 Fungsi Avometer

Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuatarus listrik. Umumnya alat ini dipakai oleh teknisi elektronik dalam alatmulti tester listrik yang disebut avometer gabungan dari fungsiamperemeter, voltmeter dan ohmmeter.Amperemeter dapat dibuat atas susunan mikroamperemeter danshunt yang berfungsi untuk deteksi arus pada rangkaian baik arus yangkecil, sedangkan untuk arus yang besar ditambah dengan hambatanshunt.Amperemeter bekerja sesuai dengan gaya iodel gaya magnetis.Arus yang mengalir pada kumparan yang diselimuti medan magnet akanmenimbulkan gaya iodel yang dapat menggerakkan jarumamperemeter. Semakin besar arus yang mengalir maka semakin besar  pula simpangannya

4.Voltmeter/Volt Meter
Voltmeter adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengukur tegangan listrik. Dengan ditambah alat multiplier akan dapatmeningkatkan kemampuan pengukuran alat voltmeter berkali-kali lipat.Gaya iodele akan timbul dari interaksi antar medan magnetdan kuat arus. Gaya magnetic tersebut akan mampu membuat jarum alat pengukur voltmeter bergerak saat ada arus listrik. Semakin besar aruslistrik yang mengelir maka semakin besar penyimpangan jarum yangterjadi.

3.Ohmmeter/Ohm Meter
Ohm meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang merupakan suatu daya yang mampu menahan aliran listrik pada konduktor. Alat tersebut menggunakan galvanometer untuk melihat besarnya arus listrik yang kemudian dikalibrasi ke satuanohm

2.3 Jenis Avometer 
Avometer atau multimeter merupakan alat ukur yang sangat bergunadalam membuat pekerjaan kita menjadi mudah, dengan mengenal pastikerusakan, tahanan, arus, maupun tegangan. Multimeter dibagi menjadi duayaitu :
1.Avo Analog
2.Avo Digital
           


1.AVO meter Analog

Multimeter analog menggunakan tampilan dengan penunjukkan jarum ke range-range yang kita ukur denganprobe. Multimeter initersedia dengan kemampuan untuk mengukur hambatan ohm, tegangan(Volt) dan arus (mA). Di pasaran banyak sekali berbagai macam merk yang beredar dari multimeter analog ini. Multimeter analog mempunyaikeuntungan karena harganya yang lebih murah dan biasanya multimeter analog tidak digunakan untuk mengukur secara detail suatu besaran nilaikomponen, tetapi kebanyakan hanya digunakan untuk baik atau jeleknyakomponen pada waktu pengukuran. Atau juga digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik sesuaidengan rangkaian blok yang ada.



2.AVO meter Digital
                       

AVO meter digital (menggunakan display digital).Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan dalam hal operasionalnya.Misal sumber tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan probe / kabel penyidik warna merah dan hitam.Pada AVO meter digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa angka-angka (digit), sedangkan AVO meter analog tampilannya menggunakan pergerakan jarum untuk menunjukkan skala. Sehingga untuk memperoleh hasi





2.4 Bagian Avometer Analog
 
           
2.5 Cara Mengukur Menggunakan Avometer Analog
                        Cara Menggunakan Multimeter Analog
1.Untuk memulai pengukuran hendaknya jarum menunjukkan angka nol.
2.Putarlah sakelar pemilih kea rah besaran yang akan di ukur missal ke arah DC mA apabila akan mengukur arus DC,ke arah DC V untuk mengukur tegangan DC.
3.Untuk mengukur tahanan (resistor),sakelar pemilih di arahkan ke sekala ohm dan nolkandahulu dengan menggabungkan probe positif dan negative.Apabila belum menunjukkan angka nol cocokkan dengan memutar ADJ Ohm.
4.Sambungkan penjolok warna merah ke jolok positif dan warna hitam ke jolok negative
5.Untuk pengukuran besaran DC,jangan sampai terbalik utub positif dan negatifnya karena bisa menyebabkan alat ukurnya rusak.
a).Mengukur Tegangan DC
1.Atur selekktor pada posisi DCV
2.Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di s=cek,jika tegangan yang di cek ekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
3.Unntuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
4.Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan di cek,probe warna merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.
5.Baca hasil ukur pada multimeter
b). Mengukur Tegangan ACV
1.Atur selector pada posisi ACV
2.Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek,jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
3.Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan di cek.Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
5.Baca hasil ukur pada multimeter.
c). Mengukur Kuat Arus DC
1.Atur selector pada posisi DCA
2.Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek,missal:arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala batas ukur 250mA atau 500mA.
3.Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu di ukur oleh mmultimeter karena jika melebihi batas mak fuse (sekring) pada multimetr akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse sekring harus diganti dulu.
4.Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan AC,karena mengukur arus berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya,lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
5.Hubungkan probe mulimeter merah pada output tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
6.Baca hasil ukur pada multimeter.
d). Mengukur Nilai Hambatan Sebuah Resistor Tetap
1.Atur selector pada posisi Ohmmeter
2.Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan di ukur.
3.Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali),artinya hasil peninjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur
4.Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik
5.Baca hasil ukur pada multimeter ,pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor
e). Mengukur Nilai Hambatan Sebuah Resistor Variable
1.Atur selector pada posisi ohmmeter
2.Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai vriabel resisitor (VR) yang akan di ukur
3.Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali),artinya hasil penunjukan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur
4.Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resisitor boleh terbalik
5.Sambil membaca hasil ukur pada mmultimeter,putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.
f).Mengecek Hubung-Singkat/Koneksi
1.Atur selector pada posisi ohmmeter
2.Pilih skala batas ukur X 1
3.Hubungkan kedu probe multimeter pada kedua ujung kaabel/terminal yang akan dicek koneksinya.
4.Baca hasil ukur pada multimeter ,semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan maka semakin baik konektivitasnya.
5.Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau terminal tersebut putus.
g). Mengecek Diode
1.Atur selector pada posisi ohmmeter
2.Pilih skala batas ukur X1 (kali satu kilo=X 1000)
3.Hubungkan probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
4.Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dice,led maka menyala.
5.Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti iode baik,jika tidak  menunjuk berarti iode rusak putus.
6.Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada anoda dn probe (-) pada katoda.
7.Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti iode baik,jika bergerak berarti iode rusak bocor tembus katoda-anoda.
h).Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor rusak putus.
1.Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe multimeter (+) pada basis dn probe (-) pada kolektor
2.Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik,jika bergeark berarti transistor rusak bocor tembus.
3.Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
4.Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik,jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus.
5.Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
6.Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik,jika bergerak berarti transistor baik,jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus
7.Hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
8.Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik,jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus.
i). Mengecek Transistor PNP
1.Atur selektor pada posisi Ohmmeter
2.Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo=X1000).
3.Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
4.Jika multimeter menunjuk ke angka teretentu (biasanya sekitar 5-20K) bararti transistor rusak putus
5.Hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
6.Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik,jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus.

j).Mengecek Kapasitor Elektrolit
1.Atur selektor pada posisi Ohmmeter
2.Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko di atas 1000µF,X 10 untuk nilai elko di atas 100µF-1000µF,X 100 untuk nila elko 10µF-100µF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10µF.
3.Hubungkan probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-) elko.
4.Pastikan jarum multimeter bergerak ke kanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai elko) lalu kembali ke posisi semula
5.Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor
6.Jika jarum tidak bergerak maka elko kering/tidak menghantar.





BAB III
KESIMPULAN
Alat ukur elektronika adalah suatu  alat yang dapat mengetahui besarnya nilai yang digunakan dalam sebuah alat ukur elektronika berdasarkan tingkat ketelitian tertentu.
Beberapa contoh alat-alat elektronika adalah sebagai berikut :
• Amperemeter
• Voltmeter
• Ohmmeter
• Multimeter
• Kapasitor
Masing-masing dari alat tersebut mempunyai kegunaan / fungsi yang berbeda-beda.
Amperemeter : Untuk mengukur arus listrik baik untuk listrik DC maupun AC Alat amper-meter ini mempunyai simbol A m, A-m, atau A•m dalam satuan SI, dan dapat berupa alat ukur analog.
Voltmeter : untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik.
Ohmmeter : alat pengukur hambatan listrik, yaitu daya untuk menahan mengalirnya arus listrik dalam suat konduktor.
Multimeter : untuk mengukur harga resistensi (tahanan),tegangan AC (Alternating
current),tegangan DC (Direct current), dan arus DC.
Kapasitor : alat yang dapat menyimpan energi di dalam
medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.